BENGKULU – Perjalanan kasus video mesum PNS Kepahiang semakin seru. Setelah pemeran pria video menghebohkan tersebut, Nofendri, melaporkan oknum wartawan ke Polda Bengkulu dengan tuduhan pemerasan, kemarin justru sang wartawan, Sa, melapor balik dengan tuduhan fitnah dan pencemaran nama baik.
Didampingi kuasa hukumnya, Sa, salah satu wartawan yang dilaporkan Nofendri, sekitar pukul 14.00 WIB kemarin mendatangi Polda Bengkulu. Kepada RB pengacara Sa yaitu Usin Abdisyha Putra Sembiring, SH, membenarkan pihaknya telah melaporkan Nofendri ke Polda Bengkulu atas tuduhan Fitnah dan pencemaran nama baik. Laporan tersebut sudah diterima dengan nomor LP-B/167/11/2011 tertanggal 11 Februari 2011.
“Ya tadi saya, mendampingi Sa, ke polda Bengkulu guna untuk melaporkan Nofendri. Karena telah melakukan fitnah dan pencemaran nama baik klien saya. Karena tidak pernah klien saya melakukan pemerasan terhadap Nofendri, dan kalau pun ada SMS itu hanya untuk meminta konfirmasi berita. Sementara tuduhan kalau Sa, pernah meminta uang Rp 20 juta hingga Rp 30 juta itu tidak benar sama sekali,” terang Usin kepada RB.
Diterangkaan, pihaknya sengaja melaporkan Nofendri ke Polda Bengkulu atas tuduhan fitnah. Karena apa yang dituduhkan, Nofrendri melalui pengacaranya Nediyanto Ramadhan Akil, SH yang disampaikanya melalui media massa itu tidak benar sama sekali. Dan Sa juga tidak pernah memberikan SMS ancaman kepada Nofrendi terkait video porno tersebut.
“Dengan hal ini tentunya klien saya sungguh sangat dirugikan, karena dengan demikian nama baiknya ikut tercemar. Karena itu lah, Sa akhirnya melaporkan hal tersebut ke Polda Bengkulu. Dan poin lainya dengan adanya laporan Nofendri ke Polda Bengkulu. Berarti itu suatu petunjuk kalau pelaku video porno tersebut telah terbukti,” pungkas Usin.
Wartawan yang dituduhkan telah menerima sejumlah uang hasil pemerasan, Sa kepada RB kemarin bersikukuh sama sekali tidak pernah menerima apapun jenisnya dari peredaran video mesum Nofendri. “Apa yang dituduhkan, sama sekali tidak berdasar. Satu rupiah pun, saya tidak pernah menerima uang dari Nofen sebagai bentuk pemerasan. Laporan balik di Polda, sudah saya layangkan tadi (kemarin,red),” singkat Sa.
Sementara itu di tempat terpisah kuasa hukum Nofrendi. Nediyanto Ramadhan Akil, SH kepada RB tadi malam mengungkapkan bahwa pihaknya tidak takut dengan ancaman laporan balik tersebut. Karena menurut Nediyanto, pihaknya memiliki bukti yang kuat wartawan tersebut ikut andil dalam tersebarnya video porno tersebut.
“Ya itu kan hak mereka, silakan saja mereka melapor, yang jelas kami tetap tidak akan gentar dengan laporan tersebut. Dan semuanya kami serahkan kepada penyidik untuk mengusutnya. Kalau mereka membantah itu juga hak mereka, tetapi kami juga memiliki bukti yang kuat dan belum bisa kami ungkapkan sekarang,” terang Nediyanto saat dihubungi malam tadi.
Alihkan Isu
Di lain pihak, penyidik diminta tetap fokus, pada penuntasan kasus pornografi yang telah menggemparkan Kabupaten Kepahiang. Terlebih dengan terkuaknya video mesum dengan 4 versi berbeda yang melibatkan seorang PNS. Disampaikan Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Kepahiang Edwar Samsi S.Ip, ada kesan laporan actor video mesum ke Polda, untuk memecah kosentrasi penyidik dalam menuntasan kasus sebenarnya yakni tindakan pornografi.
Dalam laporan yang dilayangkan Nofen pun, politisi PDI-P itu menemui kejanggalan. Dimana hanya oknum wartawan saja yang dilapor. Sedangkan, oknum anggota kepolisian yang disebut pelaku sebelumnya ikut terlibat dalam dugaan pemerasan, sama sekali tidak ikut dilaporkan. “Kita semua dalam menyikapi laporan dugaan pemerasan oleh pelaku video mesum, harus hati-hati. Jelas-jelas, pelaku sebelumnya menyebut ada anggota Polres yang ikut terlibat dalam dugaan pemerasan, kenapa tidak ikut dilapor. Ada oknum wartawan yang dilapor pun, kenapa tidak di Polres. Malah melapor ke Polda. Atau jangan-jangan, ini semua hanya permainan sekelompok oknum, untuk mengalihkan esensi kasus sebenarnya, yakni perbuatan asusila video porno yang nyata-nyata telah dilakukan oleh seorang PNS,” analisa Edwar.
Sebagai wakil rakyat yang mendapat laporan dari masyarakat, secara pribadi Edwar meminta kepada penyidik untuk segera melakukan penyidikan terhadap perbuatan tidak bermoral yang dilakukan pemeran video mesum. Jangan sampai, citra Kabupaten Kepahiang yang dengan susah payah dibangun sebagai daerah agamis tercoreng hanya akibat video porno dengan pemeran utama seorang PNS Dinas Kesehatan Kepahiang.
“Kasus dugaan pemerasan usut juga, termasuk dugaan pemerasan terhadap anggota kepolisian. Tapi jangan sampai, mengenyampingkan kasus yang sebenarnya. Perbuatan pelaku video mesum nyata-nyata tidak bermoral, masa seorang abdi negara perbuatannya tak lebih dari seorang binatang,” sesal Edwar.
Gunakan Saksi Ahli
Sementara itu, penyidikan yang dilakukan jajaran Polres Kepahiang tetap dilakukan secara tertutup. Diterangkan Kapolres Kepahiang AKBP.Chaerul Yani, SIK melalui Kasat Reskrim AKP.Imam Wijayanto, SIK didampingi Kanit PPID/Humas Ipda Umar Fatah, SH pihaknya tak ingin gegabah dalam melakukan penyidikan terhadap peredaran video mesum.
Terlebih dari pengembangan penyidikan diketahui, pemain wanita (Yanti,red) sempat menolak saat pemain video mesum pria (Noven,red) akan merekam adegan ranjang mereka. Namun setelah mendapat bujuk rayu, akhirnya si pemeran wanita luluh juga. “Ya, pelan-pelan lah. Pemeriksaan tidak bisa dilakukan secara gegabah. Semuanya akan kita periksa nantinya,” ujar Kasat Imam. (cik/oce)