Diam-Diam DPRD Provinsi “Pelesiran” ke Vietnam


BENGKULU – Kabar tak sedap kembali menerpa Komisi III DPRD Provinsi. Diam-diam unsur pimpinan Komisi III DPRD Provinsi disebut jalan-jalan ke Vietnam bersama pejabat Pemda Provinsi. Seorang anggota DPRD Provinsi yang enggan disebutkan namanya membenarkan hal itu. Disebutkannya anggota Komisi III yang ikut ke Vietnam diantaranya, Ir. Firdaus Djailani (Ketua Fraksi Demokrat), Khairul Anwar, B.Sc (Ketua Fraksi Perjuangan Rakyat) dan Budy Darmawansyah, SE, M.Si (Ketua Komisi III) serta beberapa pejabat Pemda Provinsi.

Perjalanan dinas tersebut dilakukan sebelum pengesahan Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2011 di DPRD Provinsi. Namun sumber RB belum bisa memastikan tujuan pejabat Pemda Provinsi mengajak beberapa pentolan anggota Komisi III DPRD Provinsi ke Vietnam.

“Yang jelas sebelum dilakukan pengesahan APBD 2011. Apakah melakukan studi banding atau ada kaitannya dengan anggaran dan program di Pemda Provinsi, silakan saja selidiki sendiri,” elaknya sembari kembali berpesan namanya jangan ditulis.

Dikonfirmasi, Firdaus Djailani membenarkan ia bersama Budi Darmawansyah dan Khairul Anwar pernah ke Veitnam bersama pejabat di Dinas Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi tahun 2010 lalu. Namun bukan hanya sekadar jalan-jalan.

“Ia memang benar tahun 2010 kami pernah ke sana (Vietnam,red). Saya lupa bulan berapa. Yang jelas kami bukan untuk jalan-jalan. Tapi tak juga termasuk melakukan perjalanan dinas, kami hanya disediakan tiket saja,” jelasnya.

Ia membantah bahwa keberangkatan tersebut agar DPRD Provinsi menggoalkan beberapa program dan dana anggaran APBD 2011. Menurutnya, kepergiannya bersama Bappeda Provinsi lebih kepada kegiatan study banding pengembangan dan peningkatan kopi.

“Kami ke sana untuk studi banding. Kita ketahui bersama bahwa kopi Vietnam dan pemasarannnya sangat terkenal. Untuk itu kami bersama dengan Bappeda ingin mengetahui bagaimana cara peningkatan dan pengambangan produksi kopi dan bagaimana pemasarannya. Sehingga dapat dikembangkan di Kepahiang,” jelasnya.

Menurutnya, kopi Kepahiang tidak kalah dibandingkan dengan kopi Vietnam. Dengan adanya oleh-oleh atau studi banding dari Vietnam tersebut ia berharap potensi kopi Kepahiang dapat dimanfaatkan.

“Atas oleh-oleh dari Vietnam tersebut. Kami sudah melakukan sosialisasi dengan masyarakat Kepahiang,” tuturnya.

Sementara itu, Anggota Komisi III DPRD Provinsi Burhandari, juga membenarkan sejak dilantik hingga saat ini, Komisi III tidak pernah melakukan perjalanan dinas ke Vietnam. “Selama ini tidak jadwal Komisi III melakukan perjalanan ke Vietnam,” kata Burhandari.

Meski demikian, menurutnya sah-sah saja kalau dewan berpergian ke luar negeri atas keinginan dan menggunakan dana pribadi. Asalkan tujuannya untuk kepentingan masyarakat. “Baru-baru ini kan Vietnam cukup dikenal karena negara yang banyak mendatangkan investor. Mungkin saja niatnya bagus, untuk melihat secara langsung cara mendatangkan investasi yang besar,” tukasnya.

Namun ketika ditanya informasi Komisi III yang berangkat ke Vietnam tersebut telah masuk angin, karena upaya Pemda Provinsi untuk menggolkan beberapa program dan dana dalam RAPBD 2011, Burhandari tidak mau berprasangka buruk. Sebab, hingga saat ini tidak ada bukti yang membuktikan informasi tersebut.

“Siapa yang bilang begitu. Saya tidak bisa membenarkan kalau informasi kepergian Anggota Komisi III dalam rangka meloloskan anggaran dan program dalam RAPBD 2011,” tutup Burhandari. (ble)

http://harianrakyatbengkulu.com

Leave a comment